Update DF Player Mini

DF Player Serial mp3 player for Arduino Audio Project

Image result for dfplayer arduino

Membuat Project Arduino dengan Arduino dan Module DF Player mini (Serial mp3 player)

Sebelumnya saya pernah menulis tentang dasar penggunaan DF Player mini sebagai module pendukung untuk arduino, khususnya untuk project yang berhubungan atau membutuhkan data out berupa ‘suara’ atau audio.

Anda bisa menengok kembali artikel dasar penggunaan DF Player pada link berikut :
http://www.belajarduino.com/2016/07/dfplayer-mini-serial-mp3-player-module.html
atau klik disini.

Kali ini kita akan mempelajari lebih lanjut tentang penggunaan module mp3 DF Player bersama dengan Arduino untuk bisa menghasilkan project-project yang Powerful.

A.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan Module DF Player

-Module DF Player mendukung memory microSD hingga kapasitas 32GB tetapi secara pribadi saya menyarankan anda untuk menggunakan memory dengan kapasitas maksimal 8GB saja.

-Pastikan memory diFormat dengan type FAT atau FAT32

Penyimpanan file .mp3 harus berada di dalam folder bernama ‘mp3 (tanpa petik)
Hal ini sangat penting,jika file disimpan pada root folder atau selain folder mp3 maka file tidak
akan terinisialisasi oleh command.

-Nama file .mp3 di dalam folder mp3 harus berupa nomor urut agar bisa dipanggil sesuai namanya.
Nama file terdiri dari 4 angka mulai dari 0001.mp3 sampai 9999.mp3

B.Penggunaan Amplifier pada Module DF Player

-Out speaker dari module DFPlayer mini sangat kecil jadi jangan disambungkan langsung ke speaker
8Ohm/4Ohm karena bisa membuat chip menjadi panas.Anda dapat menghubungkanya ke Headset atau
speaker mini 0.25watt jika ingin langsung mendengarkan suaranya.

-Jika ingin Suara OUT menjadi keras silahkan tambahkan module amplifier untuk memperkuat signal audio dari Module DFPlayer mini ke Loud Speaker. Anda dapat menggunakan module Amplifier LM386 , PAM8403 atau PAM8610. Berikut adalah beberapa contoh wiring module DFPlayer mini ke Eksternal Amplifier Module dan Arduino.

1.DF Player mini + Module Ampli LM386 (MONO 0.5-25watt)

2.DF Player mini + Module Ampli PAM8403 (STEREO 2X3watt via DAC Out)

3.DF Player mini + Module Ampli PAM8403+Pot (STEREO 2X3watt via DAC Out)

4.DF Player mini + Module Ampli PAM8403+Pot (STEREO 2X3watt via Speaker Out)

5.DF Player mini + Module Ampli PAM8610 (STEREO 2X15watt via DAC Out)

5.DF Player mini + Module Ampli PAM8610 (STEREO 2X15watt via Speaker Out)

Catatan penting :
-Pada beberapa gambar wiring diatas saya menarus sebuah Resistor R1 pada pin Rx Dfplayer yang
menuju ke TX dari Arduino, fungsinya adalah untuk menurunkan level tegangan serial dari TX Arduino
menuju RX DFPlayer, tanpa Resistor ini maka hasil suara pada Module DF Player NOISE/kotor.
Besar resistansi dari resistor R1adalah 4K7 sampai 10K Ohm, pada beberapa narasumber menggunakan
Resistor 1K namun hasilnya masih belum bersih.Saya mencoba dengan nilai 10K mendapatkan hasil
suara yang jernih tanpa mengganggu komunikasi Serial antara Arduino dan Module DF Player.

C.Komunikasi dan Inisialisasi Module DF Player dengan Arduino

Untuk mempermudah kontrol module DFPlayer kita membutuhkan sebuah Library Eksternal yang harus kita ikutkan kedalam coding kita.Fungsinya untuk mempermudah menulisan syntax program dalam memberikan command/perintah ke module DFPlayer melalui komunikasi serial.

Silahkan download Library DFPlayer Arduino disini.

Setelah melakukan download semua library yang dibutuhkan (Liquid Crystal i2C) kemudian ekstract menggunakan aplikasi Winrar/Winzip dan copy master folder yang ada di dalamnya ke dalam folder ‘libraries’ yang ada pada directory installer Arduino IDE.
Secara default ada di lokasi :

Windows 64bit = C:\Program Files (x86)\Arduino\libraries
Windows 32bit = C:\Program Files \Arduino\libraries

Ada 2 metodhe pengontrolan module DFPlayer melalui Arduino yaitu melalui Serial (hardware) arduino yaitu melalui pin RX(D0) dan TX(D1) atau bisa menggunakan pin digital lain (selain TXD dan RXD) melalui bantuan SoftwareSerial (komunikasi Serial buatan). Berikut contoh wiring komunikasi module DFPlayer ke Arduino dengan Serial dan SoftwareSerial :

1.Komunikasi SERIAL
*Sebagai catatan,saat menggunakan koneksi Serial ke D0 D1 maka saat melakukan upload program
harus mencabut sambungan kabel/jumper dari pin D0 ke TX module DF Player

2.Komunikasi SoftwareSerial
*Dengan koneksi SoftwareSerial anda bisa menggunakan sembarang digital pin untuk melakukan
komunikasi serial dengan Module DFPlayer sesuai dengan nomor pin yang di definisikan pada program.

Untuk komunikasi Serial saya tidak akan memberikan contoh programnya karena saya rasa sangat mudah, berikut saya berikan contoh setup dan inisialisasi module DF Player dalam sketch coding Arduino :

//Create by Dani Rajacell for www.belJrduino
//*******************************************
#include     //memanggil library SoftwareSerial
#include  //memanggil library DFPlayer mini

SoftwareSerial mySerial(2, 3); // Declare pin RX & TX
//TX DF Player ke pin D2
//RX DF Player ke pin D3 (melalui R10K)

const int busyPin =4;


void setup () { 
 pinMode (busyPin, INPUT);
 
 mySerial.begin (9600);
 
 mp3_set_serial (mySerial); //set softwareSerial for DFPlayer
 delay(10);
 
 mp3_reset();  //soft-Reset module DFPlayer
 
 delay(10);   //wait 1ms for respon command
 
 mp3_set_volume (15); //set Volume module DFPlayer
 delay(1000);
}
//Create by Dani Rajacell

void loop () {   
mp3_play (1); //Play mp3 0001.mp3 dalam folder mp3 di memory

//memainkan file berikutnya jika lagu sebelumnya sudah selesai
if( busyPin == HIGH ){ mp3_next (); } 

//memainkan file 0001.mp3 s/d 0010.mp3 selama 2detik/file secara berurutan
for (int i=1; i<=10; i++){  
   mp3_play (i);
   delay(2000);
}

}

Perhatikan poin-point pentingnya :

Beberapa narasumber memberikan contoh yang kurang bagus untuk library DF Player yaitu tidak melalukan soft-Reset pada Module pada void setup, akibatnya saat komunikasi SoftwareSerial terganggu misal saat proses upload program ke arduino maka suara mp3 menjadi kecil dan tidak bisa dilakukan set volume sebelim melakukan hard-Reset (matikan power dan dinyalakan ualang).

C.Perintah Kontrol Module DF Player – Arduino menggunakan Library DF_Player_mp3.h

Berikut adalah beberapa void/perintah yang akan sering kita gunakan untuk kontrol module DFPlayer mp3 melalui Arduino dengan bantuan Library DFPlayer_Mini_Mp3.h

mp3_play

mp3_next


mp3_prev


mp3_set_volume


mp3_set_EQ


mp3_set_device


mp3_sleep


mp3_reset


mp3_pause


mp3_stop

mp3_play_mp3

mp3_get_state

mp3_get_volume

mp3_get_u_sum

mp3_get_tf_sum

mp3_get_flash_sum

mp3_get_tf_current


mp3_get_u_current

mp3_get_flash_current

mp3_single_loop


mp3_DAC


mp3_random_play

Apa itu DF Player mini,,, dan Cara koneksi dengan Arduino


DFPlayer Mini adalah module Sound/music Player yang mendukung beberapa file salah satunya adalah file .mp3 yang umum kita gunakan sebagai format sound file.

DFPlayer mini mempunyai 16 pin interface berupan standar DIP pin header pada kedua sisinya.
Berikut nama dan fungsi masing-masing pin pada module DFPlayer mini :

DFPlayer mini dapat bekerja sendiri secara standalone ataupun bekerja bersama dengan microkontroller (misal.arduino) melalui koneksi serial.

1.Pengunaan DFPlayer Mini secara Stand-Alone

Pada penggunaan modul DFPlayer mini  anda dapat   mengabaikan pushbutton S3 dan S4 yg terhubung di pin ADKey. Hanya memerlukan 2 buah push button dan 1 mini speaker.Tekan S1 dan S2 dengan cepat untuk Next atau Previous lagu dan tekan S1/S2 secara hold/ditahan untuk atur Volume.

2.AD Key (Analog to Digital) Mode

Module DFPlayer mini memiliki 2 pin ADC (analog to digital converter) pada pin 12 dan 13 yang dapat kita gunakan sebagai metode input untuk memberikan trigger kepada internal MCU DFPlayer mini untuk mengartikan beberapa perintah tombol.

Caranya adalah dengan membuat button array seperti yang ada pada LCD button module.kita bisa membuat 20 pushbutton dengan 20 fungsi berbeda.

Module DFPlayer mini sudah memiliki builtin Amplifier (mini) dan sudah bisa men-drive mini speaker sebagai output suara,sayangnya daya power amplifier yang dihasilkan masih kecil sehingga cepat panas saat digunakan untuk drive speaker 4-8Ohm.

Apabila ingin menggunakan Eksternal Amplifier maka dapat diambil dari pin DAC_R dan DAC_L serta  common GND.Eksternal amplifier yang dapat digunakan adalah seri PAMxxx ataupun TDAxxx.

Pengunaan DFPlayer Mini pada Arduino

DFPlayer memiliki koneksi serial yang dapat menerima instruksi dari micontroller lain seperti arduino.
Berikut adalah daftar perintah yang dapat digunakan untuk kontrol Module DFPlayer mini melalui koneksi serial Arduino yaitu RX dan TX:

 

 

Koneksi Serial DFPlayer mini ke Arduino Uno (tanpa library) :

pada wering diatas pin RX pada DFPlayermini dihubungkan ke Pin TX pada arduino dan Pin TX DFPlayermini dihubungkan ke Pin RX pada arduino
Dengan koneksi diatas anda dapat langsung mengontrol DFPlayer mini melalui Serial Command.

Koneksi Serial DFPlayer mini ke Arduino Uno menggunakan Library DFPlayer library V.2.0 dan library SoftwareSerial

Silahkan download library resmi nya disini

Untuk tes awal silahkan buka Example pada library pada sketch “DFPlayer PlayAll SoftwareSerial”
atau Copy paste Skecth berikut ke dalam Arduino IDE :

 1
 2
 3
 4
 5
 6
 7
 8
 9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
#include <SoftwareSerial.h>
#include <DFPlayer_Mini_Mp3.h>

SoftwareSerial mySerial(10, 11); // RX, TX

void setup () {
  Serial.begin (9600);
  mySerial.begin (9600);
  mp3_set_serial (mySerial); //set softwareSerial for DFPlayer-mini mp3 module 
  delay(1);  //wait 1ms for mp3 module to set volume
  mp3_set_volume (15);          // value 0~30
}

void loop () {   
  boolean play_state = digitalRead(3);
  if(play_state == HIGH){
    mp3_next ();
  }
}

Berikut adalah Wiring untuk Arduino-DFPlayer dengan coding diatas
Arduino Uno – DFPlayer
*Pin 5V – DFPlayer VCC (1)
*Pin GND – DFPlayer GND (7/10)
*Pin10 – DFPlayer TX (3)
*Pin11 – DFPlayer RX (2)
*Pin3  – DFPlayer BUSY (16)

Sketch coding diatas akan memainkan semua lagu secara berurutan dengan memanfaatkan pin BUSY pada module DFPlayer.Apabila 1 lagu/suara sudah selesai diputar maka DF player akan masuk ke mode iddle yang menyebabkan pin BUSY(16) akan HIGH dan mentrigger pin D3 Arduino dan Arduino pun akan mengirim command mp3_next (memutar file berikutnya).Saat mp3 berikutnya sudah ‘play’ maka pin busy kembali ‘LOW’ dan menunggu file selesai diputar untuk HIGH kembali.

Kontrol DFPlayer mini dengan program di Arduino

 1
 2
 3
 4
 5
 6
 7
 8
 9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
#include <SoftwareSerial.h>
#include <DFPlayer_Mini_Mp3.h>

SoftwareSerial mySerial(2, 3); // RX, TX

//
void setup () {
 Serial.begin (9600);
 mySerial.begin (9600);
 mp3_set_serial (mySerial); //set softwareSerial for DFPlayer-mini mp3 module 
 delay(1);  //wait 1ms for mp3 module to set volume
 mp3_set_volume (15);
}


//
void loop () {        
 mp3_play (1);
 delay (6000);
 mp3_next ();
 delay (6000);
 mp3_prev ();
 delay (6000);
 mp3_play (4);
 delay (6000);
}

Berikut adalah Wiring untuk Arduino-DFPlayer dengan coding diatas
Arduino Uno – DFPlayer
*Pin 5V – DFPlayer VCC (1)
*Pin GND – DFPlayer GND (7/10)
*Pin2 – DFPlayer TX (3)
*Pin3 – DFPlayer RX (2)

Pada contoh coding diatas kita bisa kontrol DFPlayer melalui program di arduino bahkan bisa menggunakan sensor atau fungsi lain untuk mengkontrol perintah serial ke DFPlayer.

sumber

http://kenalarduino.blogspot.co.id/

http://www.belajarduino.com/2016/10/arduinop.html

Apa itu transistor,,,,,,,,

Pengertian Transistor dan Jenis-jenis Transistor – Transistor adalah komponen semikonduktor yang memiliki berbagai macam fungsi seperti sebagai penguat, pengendali, penyearah, osilator, modulator dan lain sebagainya. Transistor merupakan salah satu komponen semikonduktor yang paling banyak ditemukan dalam rangkaian-rangkaian elektronika. Boleh dikatakan bahwa hampir semua perangkat elektronik menggunakan Transistor untuk berbagai kebutuhan dalam rangkaiannya. Perangkat-perangkat elektronik yang dimaksud tersebut seperti Televisi, Komputer, Ponsel, Audio Amplifier, Audio Player, Video Player, konsol Game, Power Supply dan lain-lainnya.

Transistor pertama kali ditemukan oleh tiga orang fisikawan yang berasal Amerika Serikat pada akhir tahun 1947 adalah Transistor jenis Bipolar. Mereka adalah  John Bardeen, Walter Brattain, dan William Shockley. Dengan penemuan tersebut, perangkat-perangkat elektronik yang pada saat itu berukuran besar dapat dirancang dalam kemasan yang lebih kecil dan portabel (dapat dibawa kemana-mana). Ketiga fisikawan tersebut mendapatkan Hadiah Nobel Fisika pada tahun 1956 atas penemuan Transistor ini. Namun sebelum ketiga fisikawan Amerika Serikat tersebut menemukan Transistor Bipolar, seorang fisikawan Jerman yang bernama Julius Edgar Lilienfeld sudah mempatenkan Transistor jenis Field Effect Transistor di Kanada pada tahun 1925 tetapi Julius Edgar Lilienfeld tidak pernah mempublikasikan hasil penelitiannya baik dalam bentuk tulisan maupun perangkat prototype-nya. Pada tahun 1932, seorang inventor Jerman yang bernama Oskar Heil juga mendaftarkan paten yang hampir sama di Eropa.

Seiring dengan perkembangannya, Transistor pada saat ini telah dirancang telah berbagai jenis desain dengan fitur aliran arus dan pengendali yang unik. Ada jenis Transistor yang berada dalam kondisi OFF hingga terminal Basis diberikan arus listrik untuk dapat berubah menjadi ON sedangkan ada jenis lain yang berada dalam kondisi ON hingga harus diberikan arus listrik pada terminal Basis untuk merubahnya menjadi kondisi OFF. Ada juga Transistor yang membutuhkan arus kecil dan tegangan kecil untuk mengaktifkannya namun ada yang hanya memerlukan tegangan untuk mengoperasikannya. Ada lagi Transistor yang memerlukan tegangan positif untuk memicu pengendalinya di terminal Basis sedangkan ada Transistor yang memerlukan tegangan negatif sebagai pemicunya.
Baca juga : Fungsi, Struktur dan Cara Mengukur Transistor.

Jenis-jenis Transistor

Secara umum, Transistor dapat digolongkan menjadi dua keluarga besar yaitu Transistor Bipolar dan Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor). Perbedaan yang paling utama diantara dua pengelompokkan tersebut adalah terletak pada bias Input (atau Output) yang digunakannya. Transistor Bipolar memerlukan arus (current) untuk mengendalikan terminal lainnya sedangkan Field Effect Transistor (FET) hanya menggunakan tegangan saja (tidak memerlukan arus). Pada pengoperasiannya, Transistor Bipolar memerlukan muatan pembawa (carrier) hole dan electron sedangkan FET hanya memerlukan salah satunya.

Pengertian Transistor dan Jenis-jenis Transistor

Berikut ini adalah jenis-jenis Transistor beserta penjelasan singkatnya.

1. Transistor Bipolar (BJT)

Transistor Bipolar adalah Transistor yang struktur dan prinsip kerjanya memerlukan perpindahan muatan pembawanya yaitu electron di kutup negatif untuk mengisi kekurangan electon atau hole di kutub positif.   Bipolar berasal dari kata “bi” yang artinya adalah “dua” dan kata “polar” yang artinya adalah “kutub”. Transistor Bipolar juga sering disebut juga dengan singkatan BJT yang kepanjangannya adalah Bipolar Junction Transistor.

Jenis-jenis Transistor Bipolar

Transistor Bipolar terdiri dari dua jenis yaitu Transistor NPN dan Transistor PNP. Tiga Terminal Transistor ini diantaranya adalah terminal Basis, Kolektor dan Emitor.

  • Transistor NPN adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan positif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari Kolektor ke Emitor.
  • Transistor PNP adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan negatif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari Emitor ke Kolektor.

Simbol Transistor Bipolar (BJT) dapat dilihat di gambar atas.

2. Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)

Transistor Efek Medan atau Field Effect Transistor yang disingkat menjadi FET ini adalah jenis Transistor yang menggunakan listrik untuk mengendalikan konduktifitasnya. Yang dimaksud dengan Medan listrik disini adalah Tegangan listrik yang diberikan pada terminal Gate (G) untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan pada terminal Drain (D) ke terminal Source (S). Transistor Efek Medan (FET) ini sering juga disebut sebagai Transistor Unipolar karena pengoperasiannya hanya tergantung pada salah satu muatan pembawa saja, apakah muatan pembawa tersebut merupakan Electron maupun Hole.

Jenis-jenis Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)

Transistor jenis FET ini terdiri dari tiga jenis yaitu Junction Field Effect Transistor (JFET), Metal Oxide Semikonductor Field Effect Transistor (MOSFET) dan Uni Junction Transistor (UJT).

  • JFET (Junction Field Effect Transistor) adalah Transistor Efek Medanyang menggunakan persimpangan (junction) p-n bias terbalik sebagai isolator antara Gerbang (Gate) dan Kanalnya. JFET terdiri dari dua jenis yaitu JFET Kanal P (p-channel) dan JFET Kanal N (n-channel). JFET terdiri dari tiga kaki terminal yang masing-masing terminal tersebut diberi nama Gate (G), Drain (D) dan Source (S).
  • MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) adalah Transistor Efek Medan yang menggunakan Isolator (biasanya menggunakan Silicon Dioksida atau SiO2) diantara Gerbang (Gate) dan Kanalnya. MOSFET ini juga terdiri dua jenis konfigurasi yaitu MOSFET Depletion dan MOSFET Enhancement yang masing-masing jenis MOSFET ini juga terbagi menjadi MOSFET Kanal-P (P-channel) dan MOSFET Kanal-N (N-channel). MOSFET terdiri dari tiga kaki terminal yaitu Gate (G), Drain (D) dan Source (S).
  • UJT (Uni Junction Transistor) adalah jenis Transistor yang digolongkan sebagai Field Effect Transistor (FET) karena pengoperasiannya juga menggunakan medan listrik atau tegangan sebagai pengendalinya. Berbeda dengan jenis FET lainnya, UJT mememiliki dua terminal Basis (B1 dan B2) dan 1 terminal Emitor. UJT digunakan khusus sebagai pengendali (switch) dan tidak dapat dipergunakan sebagai penguat seperti jenis transistor lainnya.

copy by http://teknikelektronika.com/pengertian-transistor-jenis-jenis-transistor/

Apa itu mosfet,,,,,,

Pengertian Field Effect Transistor (FET) dan Jenis-jenisnya – Field Effect Transistor atau disingkat dengan FET adalah komponen Elektronika aktif yang menggunakan Medan Listrik untuk mengendalikan Konduktifitasnya. Field Effect Transistor (FET) dalam bahasa Indonesia disebut dengan Transistor Efek Medan. Dikatakan Field Effect atau Efek Medan karena pengoperasian Transistor jenis ini tergantung pada tegangan (medan listrik) yang terdapat pada Input Gerbangnya. FET merupakan Komponen Elektronika yang tergolong dalam keluarga Transistor yang memilki Tiga Terminal Kaki yaitu Gate (G), Drain (D) dan Source (S).

Field Effect Transistor atau FET memiliki fungsi yang hampir sama dengan Transistor bipolar pada umumnya.  Perbedaannya adalah pada pengendalian arus Outputnya. Arus Output (IC) pada Transistor Bipolar dikendalikan oleh arus Input (IB) sedangkan Arus Output (ID) pada FET dikendalikan oleh Tegangan Input (VG) FET. Jadi perlu diperhatikan bahwa perbedaan yang paling utama antara Transistor Bipolar (NPN & PNP) dengan Field Effect Transistor (FET) adalah terletak pada pengendalinya (Bipolar menggunakan Arus sedangkan FET menggunakan Tegangan).

Field Effect Transistor ini sering disebut juga dengan Unipolar Transistor atau Transistor Eka Kutup, hal ini dikarena FET adalah Transistor yang bekerja bergantung dari satu pembawa muatan saja, apakah itu Elektron maupun Hole. Sedangkan pada Transistor Bipolar (NPN & PNP) pada umumnya, terdapat dua pembawa muatan yaitu Elektron yang membawa muatan Negatif dan Hole sebagai pembawa muatan Positif.

Field Effect Transistor (FET) atau Transistor Efek Medan ini diciptakan dan dipatenkan oleh Julius Edgar Lilienfeld pada tahun 1926 dan juga oleh Oscar Hell di tahun 1934.

Jenis-jenis Field Effect Transistor (FET) dan Cara Kerjanya

Pada dasarnya terdapat dua jenis klasifikasi utama pada Field Effect Transistor atau FET ini, kedua jenis tersebut diantaranya adalah JFET (Junction Field Effect Transistor) dan MOSFET (Metal Oxide Semiconduction Field Effect Transistor).

1. Junction FET (JFET)

Cara Kerja JFET pada prinsipnya seperti kran air yang mengatur aliran air pada pipa. Elektron atau Hole akan mengalir dari Terminal Source (S) ke Terminal Drain (D). Arus pada Outputnya yaitu Arus Drain (ID)  akan sama dengan Arus Inputnya yaitu Arus Source (IS). Prinsip kerja tersebut sama dengan prinsip kerja sebuah pipa air di rumah kita dengan asumsi tidak ada kebocoran pada pipa air kita.

Besarnya arus listrik tergantung pada tinggi rendahnya Tegangan yang diberikan pada Terminal Gerbangnya (GATE (G)). Fluktuasi Tegangan pada Terminal Gate (VG) akan menyebabkan perubahan pada arus listrik yang melalui saluran IS atau ID. Fluktuasi yang kecil dapat menyebabkan variasi yang cukup besar pada arus aliran pembawa muatan yang melalui JFET tersebut. Dengan demikian terjadi penguatan Tegangan pada sebuah rangkaian Elektronika.

Junction FET atau sering disingkat dengan JFET memiliki 2 tipe berdasarkan tipe bahan semikonduktor yang digunakan pada saluran atau kanalnya. JFET tipe N-Channel (Kanal N) terbuat dari bahan Semikonduktor tipe N dan P-Channel (Kanal P) yang terbuat dari Semikonduktor tipe P.

1.1. JFET Kanal-N

Berikut dibawah ini adalah gambar struktur dasar JFET jenis Kanal-N.Junction Field Effect Transistor

Saluran atau Kanal pada jenis ini terbentuk dari bahan semikonduktor tipe N dengan satu ujungnya adalah Source (S) dan satunya lagi adalah Drain (D). Mayoritas pembawa muatan atau Carriers pada JFET jenis Kanal-N ini adalah Elektron.

Gate atau Gerbang pada JFET jenis Kanal-N ini terdiri dari bahan semikonduktor tipe P. Bagian lain yang terbuat dari Semikonduktor tipe P pada JFET Kanal-N ini adalah bagian yang disebut dengan Subtrate yaitu bagian yang membentuk batas di sisi saluran berlawanan Gerbang (G).

Tegangan pada Terminal Gerbang (G) menghasilkan medan listrik yang mempengaruhi aliran pada pembawa muatan yang melalui saluran tersebut. Semakin Negatifnya VG,  semakin sempit pula salurannya yang akhirnya mengakibatkan semakin kecil arus pada outputnya (ID).

1.2. JFET Kanal-P

Berikut dibawah ini adalah gambar struktur dasar JFET jenis Kanal-P.Junction Field Effect Transistor

Saluran pada JFET jenis Kanal-P terbuat dari Semikonduktor tipe P. Mayoritas pembawa muatannya adalah Hole. Bagian Gate atau Gerbang (G) dan Subtrate-nya terbuat dari bahan Semikonduktor tipe N.

Di JFET Kanal-P, semakin Positifnya VG, semakin sempit pula salurannya yang akhirnya mengakibatkan semakin kecilnya arus pada Output JFET (ID).

Dari Simbolnya, kita dapat mengetahui mana yang JFET Kanal-N dan JFET Kanal-P. Anak Panah pada simbol JFET Kanal-N adalah menghadap ke dalam sedangkan anak panah pada simbol JFET Kanal-P menghadap keluar.

 

2. Metal Oxide Semiconduction Field Effect Transistor (MOSFET)

Seperti halnya JFET, Saluran pada MOSFET juga dapat berupa semikonduktor tipe-N ataupun tipe-P. Terminal atau Elektroda Gerbangnya adalah sepotong logam yang permukaannya dioksidasi. Lapisan Oksidasi ini berfungsi untuk menghambat hubungan listrik antara Terminal Gerbang dengan Salurannya. Oleh karena itu, MOSFET sering juga disebut dengan nama Insulated-Gate FET (IGFET). Karena lapisan Oksidasi ini bertindak sebagai dielektrik, maka pada dasarnya tidak akan terjadi aliran arus antara Gerbang dan Saluran. Dengan demikian, Impedansi Input pada MOSFET menjadi sangat tinggi dan jauh melebihi Impedansi Input pada JFET. Pada beberapa jenis MOSFET Impedansi dapat mencapai Triliunan Ohm (1012 Ohm). Dalam bahasa Indonesia, MOSFET disebut juga dengan Transistor Efek Medan Semikonduktor Logam-Oksida.

Salah kelemahan pada MOSFET adalah tipisnya lapisan Oksidasi sehingga sangat rentan rusak karena adanya pembuangan elektrostatik (Electrostatic Discharge).

Seperti yang disebut sebelumnya, bahwa MOSFET pada dasarnya terdiri dari 2 tipe yaitu MOSFET tipe N dan MOSFET tipe P.

2.1. MOSFET tipe N

MOSFET tipe N biasanya disebut dengan NMOSFET atau nMOS. Berikut dibawah ini adalah bentuk struktur dan Simbol MOSFET tipe N.

Struktur dan Simbol MOSFET

2.2. MOSFET tipe P

MOSFET tipe P biasanya disebut dengan PMOSFET atau pMOS. Dibawah ini adalah bentuk struktur dan Simbol MOSFET tipe P.

Struktur dan Simbol MOSFET (tipe P)

Kelebihan dan Kelemahan FET

Jika dibandingkan dengan Transistor Bipolar, FET memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Salah satu kelebihan FET adalah dapat bekerja dengan baik di rangkaian elektronika yang bersinyal rendah seperti pada perangkat komunikasi dan alat-alat penerima (receiver). FET juga sering digunakan pada rangkaian-rangkaian elektronika yang memerlukan Impedansi yang tinggi. Namun pada umumnya, FET tidak dapat digunakan pada perangkat atau rangkaian Elektronika yang bekerja untuk penguatan daya tinggi seperti pada perangkat Komunikasi berdaya tinggi dan alat-alat Pemancar (Transmitter).

copy by http://teknikelektronika.com/pengertian-field-effect-transistor-fet-dan-jenis-jenisnya/

Resistor

Pengertian Resistor

Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika. Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω). Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain nilai resistansinya (Ohm) resistor juga memiliki nilai yang lain seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan dengan resistor tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan suatu rangkaian elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan dalam kemasan resistor tersebut.

Simbol Resistor

Berikut adalah simbol resistor dalam bentukgambar ynag sering digunakan dalam suatu desain rangkaian elektronika.

resistor,definisi resistor,rumus resistor,jual resistor,harga resistor

Resistor dalam suatu teori dan penulisan formula yang berhubungan dengan resistor disimbolkan dengan huruf “R”. Kemudian pada desain skema elektronika resistor tetap disimbolkan dengan huruf “R”, resistor variabel disimbolkan dengan huruf “VR” dan untuk resistorjenis potensiometer ada yang disimbolkan dengan huruf “VR” dan “POT”.

Kapasitas Daya Resistor

Kapasitas daya pada resistor merupakan nilai daya maksimum yang mampu dilewatkan oleh resistor tersebut. Nilai kapasitas daya resistor ini dapat dikenali dari ukuran fisik resistor dan tulisan kapasitas daya dalamsatuan Watt untuk resistor dengan kemasan fisik besar. Menentukan kapasitas daya resistor ini penting dilakukan untuk menghindari resistor rusak karena terjadi kelebihan daya yang mengalir sehingga resistor terbakar dan sebagai bentuk efisiensi biaya dan tempat dalam pembuatan rangkaian elektronika.

Nilai Toleransi Resistor

Toleransi resistor merupakan perubahan nilai resistansi dari nilai yang tercantum pada badan resistor yang masih diperbolehkan dan dinyatakan resistor dalam kondisi baik. Toleransi resistor merupakan salah satu perubahan karakteristik resistor yang terjadi akibat operasional resistor tersebut. Nilai torleransi resistor ini ada beberapa macam yaitu resistor dengan toleransi kerusakan 1% (resistor 1%), resistor dengan toleransi kesalahan 2% (resistor2%), resistor dengan toleransi kesalahan 5% (resistor 5%) dan resistor dengan toleransi 10% (resistor 10%).

Nilai toleransi resistor ini selalu dicantumkan di kemasan resistor dengan kode warna maupun kode huruf. Sebagai contoh resistor dengan toleransi 5% maka dituliskan dengan kode warna pada cincin ke 4 warna emas atau dengan kode huruf J pada resistor dengan fisik kemasan besar. Resistor yang banyak dijual dipasaran pada umumnya resistor 5% dan resistor 1%.

Jenis-jenis Resistor

Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan untuk membuat resistor dibedakan menjadi resistor kawat, resistor arang dan resistor oksida logam atau resistor metal film.

  1. Resistor Kawat (Wirewound Resistor)

resistorkawat,wirewound resistorResistor kawat atau wirewound resistor merupakan resistor yang dibuat dengan bahat kawat yang dililitkan. Sehingga nilai resistansiresistor ditentukan dari panjangnya kawat yang dililitkan. Resistor jenis ini pada umumnya dibuat dengan kapasitas daya yang besar.

  1. Resistor Arang (Carbon Resistor)

resistor karbon,carbon resistor

Resistor arang atau resistor karbon merupakan resistor yang dibuat dengan bahan utama batang arang atau karbon. Resistor karbon ini merupakan resistor yang banyak digunakan dan banyak diperjual belikan. Dipasaran resistor jenis ini dapat kita jumpai dengan kapasitas daya 1/16 Watt, 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt, 2 Watt dan 3 Watt.

  1. Resistor Oksida Logam (Metal Film Resistor)

Resistor Metal Film

Resistor oksida logam atau lebih dikenal dengan nama resistor metal film merupakan resistor yang dibuah dengan bahan utama oksida logam yang memiliki karakteristik lebih baik. Resistor metal film ini dapat ditemui dengan nilai tolerasni 1% dan 2%. Bentuk fisik resistor metal film ini mirip denganresistor kabon hanya beda warna dan jumlah cicin warna yang digunakan dalam penilaian resistor tersebut. Sama seperti resistorkarbon, resistor metal film ini juga diproduksi dalam beberapa kapasitas daya yaitu 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt. Resistor metal film ini banyak digunakan untuk keperluan pengukuran, perangkat industri dan perangkat militer.

Kemudian berdasarkan nilai resistansinya resistor dibedakan menjadi 2 jenis yaitu resistor tetap (Fixed Resistor) dan resistor tidak tetap (Variable Resistor)

  1. Resistor tetap(Fixed Resistor)

Resistor tetap merupakan resistor yang nilai resistansinya tidap dapat diubah atau tetap. Resistor jenis ini biasa digunakan dalam rangkaian elektronika sebagai pembatas arus dalam suatu rangkaian elektronika. Resistor tetap dapat kita temui dalam beberpa jenis, seperti :

  • Metal Film Resistor
  • Metal Oxide Resistor
  • Carbon Film Resistor
  • Ceramic Encased Wirewound
  • Economy Wirewound
  • Zero Ohm Jumper Wire
  • S I P Resistor Network
  1. Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)

Resistor tidak tetap atau variable resistor terdiridari 2 tipe yaitu :

  • Pontensiometer, tipe variable resistor yang dapat diatur nilai resistansinya secara langsung karena telah dilengkapi dengan tuas kontrol. Potensiometer terdiri dari 2 jenis yaitu Potensiometer Linier dan Potensiometer Logaritmis
  • Trimer Potensiometer, yaitu tipe variable resistor yang membutuhkan alat bantu (obeng) dalam mengatur nilai resistansinya. Pada umumnya resistor jenis ini disebut dengan istilah “Trimer Potensiometer atau VR”
  • Thermistor, yaitu tipe resistor variable yangnilairesistansinya akan berubah mengikuti suhu disekitar resistor. Thermistor terdiri dari 2 jenis yaitu NTC dan PTC. Untuk lebih detilnya thermistor akan dibahas dalam artikel yang lain.
  • LDR (Light Depending Resistor), yaitu tipe resistor variabel yang nilai resistansinya akan berubah mengikuti cahaya yang diterima oleh LDR tersebut.

Jenis-jenis resistor tetap dan variable diatas akan dibahas lebih detil dalam artikel yang lain.

Menghitung Nilai Resistor

Nilai resistor dapat diketahui dengan kode warna dan kode huruf pada resistor. Resistor dengan nilai resistansi ditentukan dengan kode warna dapat ditemukan pada resistor tetap dengan kapasitas daya rendah, sedangkan nilai resistor yang ditentukan dengan kode huruf dapat ditemui pada resistor tetap daaya besar dan resistor variable.

Kode Warna Resistor

Cicin warna yang terdapat pada resistor terdiri dari 4 ring 5 dan 6 ring warna. Dari cicin warna yang terdapat dari suatu resistor tersebut memiliki arti dan nilai dimana nilai resistansi resistor dengan kode warna yaitu :

kode warna resistor,rumus resistor,warna resistor

  1. Resistor dengan 4 cincin kode warna

Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 3 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warnake 4 menunjukan nilai toleransi resistor.

  1. Resistor dengan 5 cincin kode warna

Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 4 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke 5 menunjukan nilai toleransi resistor.

  1. Resistor dengan 6 cincin warna

Resistor dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan resistor dengan 5 cincin warna dalam menentukan nilai resistansinya. Cincin ke 6 menentukan coefisien temperatur yaitu temperatur maksimum yang diijinkan untuk resistor tersebut.

Kode Huruf Resistor

Resistor dengan kode huruf dapat kita baca nilai resistansinya dengan mudah karenanilia resistansi dituliskan secara langsung. Pad umumnya resistor yang dituliskan dengan kode huruf memiliki urutan penulisan kapasitas daya, nilai resistansi dan toleransi resistor. Kode huruf digunakan untuk penulisan nilai resistansi dan toleransi resistor.

Kode Huruf Resistor

Kode Huruf Untuk Nilai Resistansi :

  • R, berarti x1 (Ohm)
  • K, berarti x1000 (KOhm)
  • M, berarti x 1000000 (MOhm)

Kode Huruf Untuk Nilai Toleransi :

  • F, untuk toleransi 1%
  • G, untuk toleransi 2%
  • J, untuk toleransi 5%
  • K, untuk toleransi 10%
  • M, untuk toleransi 20%

Dalam menentukan suatu resistor dalam suatu rangkaian elektronika yang harus diingat selain menentukan nilai resistansinya adalah menentukankan kapasitas daya dan toleransinya. Hal ini berkaitan dengan harga jual resistor dipasaran dan luas area yang dibutuhkan dalam meletakan resistor pada rangkaian elektronika. Untuk jenis-jenis resistor keperluan khusus dan resistor dengan karakteristik khusus akan dibahas dalam artikel lain.

Pembukaan Web Pertama Ane

AssalamualaikumWarrahmatullahiWabarakatuh.

Alhamdulillah, pertama tama saya panjatkan Puji dan Syukur kepada  Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada saya sehingga saya bisa di beri kesempatan lagi untuk terus berkarya dalam keadaan sehat, tak lupa shalawat dan salam saya panjatkan kepada paduka tercinta Nabi kita Nabi Muhammad Saw yang telah membaya Manusia dari jaman zahiliah menuju jaman yg penuh inayah smoga kita mendapatkan syfaatnya di yaumul kiamah amin,

Sbelumnya saya mau minta maaf apabila dalam tulisan ini ada salah-salah kata atau arti yang tidak disengaja maupun di sengaja karena saya manusia yang tidak pernah luput dari salah dan dosa. saya berharap saran dan masukannya apabila tulisan ini jauh dari sempurna. perhatiannya sangat saya butuhkan demi kemajuan saya sendiri pada khususnya dan kita semua pada umumnya.

Terimakasih atas perhatiannya

WasalamualaikumWarahmatullahi Wabarakatuh.